KAMPAR (pesisirnasional.com)- Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Provinsi Riau melakukan kunjungan sekaligus meninjau rumah produksi Kelompok Masyarakat (Pokmas) Nenas Berduri Desa Rimbo Panjang, Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar, Senin (31/8/2020).
Kunjungan kali ini dilakukan BPOM dalam rangka salah satu proses perizinan untuk produksi sirup nenas hasil karya Pokmas tersebut.
Ketua Pemasaran Pokmas Nenas Berduri, Wilda dalam kesempatan itu menjelaskan, bahwa sirup nenas yang diproduksi oleh Pokmas Nenas Berduri sama sekali tidak menggunakan Penambahan Air. Mudah-mudahan hasil karya putra daerah ini bisa terus di dukung semua pihak kedepan agar potensi peningkatan ekonomi masyarakat di Desa Rimbo Panjang bisa lebih baik kedepan, ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Desa (Kades) Rimbo Panjang, Heri mengatakan bahwa rumah produksi Pokmas Nenas Berduri awalnya akan dibangun tepatnya bersebelahan dengan kantor BUMDes Mahkota Berduri, namun dikarenakan Pandemi Covid-19 membuat pembangunannya terhambat tahun ini.
Dibeberkannya, walaupun tidak dapat kita laksanakan tahun ini, program tersebut akan kita laksanakan pada tahun depan, semoga proses pembangunannya bisa terlaksana sebagaimana yang diharapkan bersama.
Selain itu juga, kita berharap kepada Pemerintah Provinsi Riau dalam hal ini pihak BPOM Provinsi Riau untuk terus memberikan bimbingan dan suport terhadap gerakan Pokmas di Desa Rimbo Panjang. Hal ini penting dilakukan demi kepentingan pertumbuhan ekonomi masyarakat di Desa ini kedepan bisa berkembang lebih baik lagi dengan kerjasama semua pihak, pungkas Kades Heri.
Bagian Seksi Sertifikasi BPOM Provinsi Riau, Sariani dalam kesempatan tersebut menyampaikan, bahwa alat pemeras Nenas seharusnya terbuat dari bahan stainless steel dan tidak menggunakan kayu, namun kebetulan alat pemeras Nenas Pokmas ini digunakan masih manual dan berbahan kayu, penting jadi pemikiran kita bersama untuk diganti dengan sesuai ketentuan tersebut.
Diakuinya, kita nilai alat yang digunakan oleh Pokmas saat ini yang masih menual memang bersih, namun kita khawatir berselang waktu akan adanya jamur. Selain itu juga, untuk kelompok Nenas Berduri ini sudah ada di daftar kunjungan BPOM, pada saat ini hal yang ingin kita fokuskan terlebih dahulu yaitu meneliti air sumur Bor yang digunakan Pokmas Nenas Berduri, apakah layak digunakan atau tidak.
Namun sebagaimana dijelaskan tadi oleh pengelola Pokmas bahwa memang untuk produksinya tidak menggunakan air. Nah, ini yang perlu kami lakukan peninjauan agar memang senua proses yang dilakukan ini benar-benar sesuai ketentukan. Maka dari itu, kita akan terus suport program ini sampai nanti semua bisa berjalan sesuai prosedur dan bisa mendapatkan izin dari BPOM agar dapat dilakukan pemasaran lebih besar lagi kedepan, pungkasnya.(rls)