Sat. Apr 20th, 2024

# Merger diharapkan mengajak Steak holder yang berkepentingan terutama pengusaha lokal

Merger PT Pelindo Ditanggapi Positif GPEI
JAKARTA (PESISIR NASIONAL. COM) Dengan telah diumumkannya Rancangan Penggabungan Empat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bidang Pelabuhan yakni PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) I, II, III, dan IV akan berintegrasi menjadi satu Pelindo, Mendapat tanggapan dari Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI).
Dimana sebelumnya Menteri BUMN Erick Thohir telah mengatakan, integrasi digadang-gadang bakal menjadikan Pelindo sebagai Badan Usaha kepelabuhanan terbesar nomor 8 di dunia.
Ketua Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia DPD GPEI Provinsi Bengkulu Erwin Noviansyah dan juga Penasehat Hukum Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) DPP GPEI – Ketua Komite Hukum Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) DPP GPEI, yang Juga Wakil Sekretaris Perhimpunan Advokat Indonesia terhadap Program Meger Pelindo I, II, III dan Pelindo IV, mengatakan, dengan adanyua Merger Pelindo I, II, III dan IV menimbulkan dampak positif dan negative dilihat dari sisi tupoksi Pemberi dan Pengguna jasa,
“ Tapi dari sisi Pelindo dengan pemerintah dalam hal ini Kementerian BUMN selaku pemegang saham. Pelindo optimistis dengan merger pelayanan pelabuhan akan terintegrasi dan akan memberi dampak positif bagi negara, masyarakat dan pelaku bisnis,’’ ujar Ketua GPEI Bengkulu Erwin Noviansyah.
Menurutnya lagi, nilai positif dari merger pelindo I, II, III, dan pelindo IV tersebut, adalah menimbulkan tidak adanya persaingan dalam sisi pelayanan dan biaya. Produk ekspor Indonesia bisa berdampak tidak bisa bersaing dengan produk negara lain.
“ Pandangan Kami dari sisi Pelindo kami melihat manfaat penggabungan Pelindo adalah:
peningkatan produktifitas dan efisiensi melalui Standarisasi proses bisnis dan pelayanan di pelabuhan berdampak terhadap penurunan harga barang yang diangkut. Peningkatan konektivitas dan efisiensi lalu lintas barang antar pulau melalui integrasi hub and spoke yang lebih terkoordinasi” jelas Erwin.
Erwin menambahkan lagi, sementera dari tinjauan sisi negatifnya adalah Merger ini harus dibahas dengan semua stake holder khususnya pemakai jasa kepelabuhanan. Harus ada tolak ukur yang jelas untuk merger ini.
“ Pandangan Kami dari sisi Pelindo sejauh ini kami belum melihat sisi negatif dari merger Pelindo I-IV baik jangka pendek maupun jangka panjang. Penggabungan BUMN Pelabuhan menjadi Pelindo Terintegrasi ini dilakukan untuk mewujudkan konektivitas nasional dan jaringan ekosistem logistik yang lebih kuat. Penggabungan BUMN Pelabuhan berpotensi menghasilkan value creation baru dengan penurunan biaya logistik peti kemas, efisiensi lalu lintas barang antarpulau melalui integrasi hub and spoke yang lebih terkoordinasi, pembukaan lapangan kerja baru melalui pertumbuhan investasi di industri pelabuhan, dan klasterisasi lini bisnis,’’ jelasnya lagi.
Tokoh muda ini melanjutkan lagi, tentang program Merger pelindo, sampai saat ini belum ada sosialisasi yang jelas tentang program merger ini kepada GPEI sebagai pelaku usaha ekspor yang konkret. Merger ini berindikasi total monopoli meskipun saat ini pelindo I, II, III dan IV BUMN.
“ Pandangan Kami dari sisi Pelindo sosialisasi sudah lakukan untuk pengusaha yang merupakan pengguna jasa beberapa waktu lalu. Sosialisasi dilakukan dalam bentuk survey dan pemberitahuan secara formal lewat email,’’ tambahnya lagi.
Selanjutnya Erwin menambahkan, khususnya pengusaha di daerah harus dilibatkan dalam pengambilan keputusan ini, tidak terkesan semena-mena karena milik negara.” Pandangan Kami dari sisi Pelindo Pengusaha lokal terutama para pengguna jasa juga harus dilibatkan dan mendengar masukan-masukan mereka terkait penggabungan Pelindo ini lewat survey yang dilakukan beberapa waktu lalu” harapnya lagi.
Menanggapi pertanyaan media , dibentuk berdasar kearifan dan atau karakter pengusaha local, apakah ini sdh dipertimbangkan oleh pemerintah dalam hal ini kementerian BUMN? Erwin menjelaskan bahwa
setiap pelabuhan mempunyai kekhususan dan tetap mempunyai produk-produk kearifan lokal yang perlu mendapatkan pertimbangan dari operator pelabuhan.” Pertanyaan ini silakan ditanyakan pada Kementerian BUMN. Tapi bagi kami dan Pelindo, penggabungan Pelindo akan memberi dampak positif bagi pengusaha lokal. Dampak dari penggabungan Pelindo adalah standarisasi bisnis dan pelayanan yang akan berdampak pada penurunan biaya logistik secara bertahap yang pada akhirnya akan menguntungkan pengusaha local,’’ ujarnya lagi.
Disamping itu ujar Erwin, jika program merger pelindo I-IV dikaitkan dengan kearifan/karakter pengusaha local di tanjung priok, Surabaya dan atau karakter di Makassar maka, program merger ini mengarah kepada penjualan saham kepada asing. Atau hal ini diprioritaskan kepada pengusaha nasional Indonesia.
“ Pandangan Kami dari sisi Pelindo Terintegrasi akan memberikan multiplier effect untuk aspek sosial dan ekonomi pada pengusaha lokal di Jakarta, Surabaya, Makassar dan dimanapun berada. Lewat penggabungan Pelindo, pembanganan ekosistem sekitar pelabuhan atau hinterland akan lebih terkoordinasi sehingga akan lebih menggerakkan kegiatan ekonomi daerah sekitarnya. Dengan adanya integrasi empat perusahaan ini, kami juga berharap ke depan kesempatan kerja mempekerjakan local talent bisa lebih besar,’’ tambahnya lagi.
Sementara itu yang akan disiapkan atau adakan aksi para pengusaha terkait program merger pelindo 1-4 tersebut i minta perhatian kepada Bapak Presiden agar hal ini tidak diputuskan hanya untuk kepentingan pihak-pihak yang mempunyai tujuan tertentu. Hal ini harus dikaji secara konkret. Dari sisi Pelindo berterimakasih pada semua pihak yang telah menyatakan dukungannya atas penggabungan ini seperti dari pihak pemerintah pusat maupun lokal, DPR, dukungan dari pengusaha, dan juga dukungan penuh dari seluruh karyawanPelindo.
Adanya kekhawatiran merger pelindo I-IV sebenarnya bisa
‘memperlemah’ pertumbuhan para perseroan tersebut, karena bisa jadi ada control dari pusat yang berlebihan ? dan situasi tersebut bisa menjadi ajang masuknya pemain atau pengusaha asing (china) ke sektor industri pelabuhan baik sengaja maupun secara sembunyi, dijelaskan Erwin bahwa Sepatutnya BUMN Pelindo saat ini bukan diobok-obok di dalam negeri. Beri kesempatan untuk ekspansi keluar untuk mampu mengelola pelabuhan di luar negeri seperti yang dikerjakan oleh Port Rotterdam, Dubai, dan yang lain.
“ Pandangan kami dari sisi Tidak ditemukan alasan untuk khawatir dengan penggabungan ini. Merger Pelindo justru memperkuat perusahaan dari sisi bisnis, keuangan, SDM dan operasional. Soal investasi, kami terbuka untuk pihak swasta maupun asing ke depan untuk berinvestasi sesuai dengan aturan perundangan yang berlaku untuk Badan Usaha Milik Negara,’’ ujarnya lagi.
Sementara pendapatnya tentang jika di merger maka Pelindo I-IV , bisa di Privatisasi seperti JICT
atau Indosat menurutnya Jikalau selama ini Pelindo I – IV sebenarnya berjalan Dengan baik dan menghasilkan profit atau Dana yang banyak, saya kira Merger Pelindo i – iv tdk perlu di Merger. Tapi kalau selama ini penghasilan yang didapat oleh Pelindo I – IV tidak bisa di kontrol, maka sebaiknya harus di Merger.” Merger bisa saja dikategorikan mengarah kepada privatisasi yang akhirnya penawaran/penjualan kepada asing. dari sisi Pandangan Pelindo Tidak ada privatisasi untuk JICT. Sampai saat ini pemegang saham terbesar JICT adalah Pelindo. Tidak ada privatisasi untuk Pelindo. Pemilik saham terbesar Pelindo adalah Pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara<’’ tutup Erwiin tegas.(RED-EN)

By redaksi