Fri. Dec 6th, 2024

PesisirNasional.com – Duka mendalam dirasakan usai kejadian penyerangan terhadap tenaga kesehatan (nakes) di Puskesmas Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua itu melibatkan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), Senin (13/9).

Ketua IDI Papua, Dr. Donald Aronggear, Dua nakes terjatuh ke jurang saat berupaya menyelamatkan diri. Satu nakes ditemukan selamat, sementara satu lainnya meninggal dunia bernama Gabriela Meilan (22).

Sebanyak sembilan tenaga kesehatan (nakes) korban kekerasan di Puskesmas Kiwirok, Pegunungan Bintang, Provinsi Papua, menjalani pemulihan.

“Sampai saat ini semua dalam pemulihan status mental dalam arti pasca pemulihan yang mereka hadapi betul-betul suatu pemulihan dan harus didukung oleh semua pihak,” ujarnya dalam live streaming Apkesmi Akselerasi Puskesmas Indonesia, Sabtu (25/9).

Ia mengatakan para nakes di daerah terpencil perlu perjuangan tersendiri di Papua terkait akses dan tingkat keamanan.

“Di mana perlu perjuangan, baik akses obligasi sangatlah sulit dan juga terhadap tantangan dalam keamanan yang terjadi. Kita tau grafis Papua sangat luas,” ujarnya.

Donald menceritakan kejadian ini akan menghambat program-program pemerintah melalui pembangunan kesehatan yang dibangun oleh pemerintah dimana para nakes ditugaskan salah satunya di Kiwirok untuk melayani kesehatan di distrik tersebut .

“Kita tahu dengan kejadian ini dampaknya akan sangat-sangat merugikan sehingga akan membuat suatu program yang akan terhambat untuk mendapat pelayanan kesehatan,” ujarnya.

Ketua Umum APKESMI, dr. Trisna Setiawan, M.Kes, menilai kejadian ini sangat memukul dunia kesehatan.

“Kita merasakan bahwa kita bekerja di kondisi yang tidak aman, baik daerah konflik maupun non konflik, di kota-kota besar masih ada pembulian terhadap tenaga kesehatan baik dalam verbal maupun dalam bentuk non verbal,” ujarnya.

Pernyataan sikap APKESMI

Trisna memaparkan beberapa sikap terhadap kasus yang menimpa Puskesmas Kiwirok Papua.

Satu, mengecam dan menghukum keras oleh kelompok kriminal bersenjata terhadap tenaga kesehatan di puskesmas kiwirok dan menyatakan tindakan tersebut adalah tindakan biadab yang tidak berprikemanusiaan.

Dua, Kejadian tersebut merupakan pelanggaran hak asasi manusia dan hukum internasional.

“Oleh karena itu kami mohon kepada komnas ham agar segera mengusut dan mengadili pelaku dalam peradilan HAM, memberikan hukuman seberat-beratnya,” ujarnnya ujarnya dalam live streaming Apkesmi Akselerasi Puskesmas Indonesia, Sabtu (25/9).

Tiga, memohon kepada Presiden Republik Indonesia Bp. Joko Widodo, melalui panglima TNI dan POLRI agar dapat secara tegas menindak dan membasmi kelompok-kelompok separatis yang dapat meresahkan masyarakat dan dapat memecah stabilitas keamanan negara.

Empat, TNI dan Polri sebagai aparat keamanan dan hukum harus memberikan keamanan terhadap tenaga kesehatan dalam menjalankan tugasnya terutama pada daerah dalam dan puskesmas kita harapkan bisa berlokasi berdekatan dengan kantor-kantor pos keamanan terutama di daerah-daerah dalam.

Lima, Menghimbau kepada seluruh tenaga kesehatan (jika terjadi penyerangan) untuk lebih mengutamakan keselamatan diri sendiri sebelum melakukan pada orang lain.

Reporter Magang: Leony Darmawan [ded]

Sumber: Merdeka