PesisirNasional.com – Pangdam XVIII/Kasuari Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa menegaskan bahwa kehadiran TNI adalah sebagai bentuk menjaga stabilitas keamanan di Tanah Papua yang kini harus terus dilanjutkan.
“Tugas saya di sini adalah menjaga stabilitas keamanan, kita di sini sudah hidup dengan saling mengasihi mencintai, kita manusia adalah ciptaan tuhan yang boleh mengambil nyawa hanyalah Tuhan,” ujar Pangdam saat kegiatan bersama masyarakat adat Saireri, di Kantor Lembaga Masyarakat Adat (LMA) Saireri Provinsi Papua Barat, Manokwari, Senin (20/9).
Acara yang turut dihadiri Gubernur Provinsi Papua Bara, Dominggus Mandacan yang juga sebagai Kepala Suku Besar Arfak, para pejabat Kodam dan para tokoh masyarakat adat, tokoh agama, tokoh pemuda serta tokoh perempuan masyarakat adat Saireri
Dalam kesempatan tersebut, Nyoman juga selaku anak adat Man Waren Saireri yang kala itu dikukuhkan ketika menjadi Danrem di Biak, membuatnya semakin semakin percaya diri untuk menjaga di tanah Papua.
“Saya sebagai Man Waren Saireri sangat mendukung apa yang LMA akan terus kerjakan, karena langsung bersentuhan dengan adat. Adat budaya adalah peradaban tradisi dari para leluhur dan nenek moyang kita namun tidak boleh statis harus dinamis mengikuti perkembangan zaman,” ujar dia.
Dia mengimbau kepada para tokoh-tokoh agar mengajak anak-anak, para pemuda untuk tidak berkonflik karena endingnya hanyalah penderitaan, kesengsaraan dan kedukaan dan membangun tanah Papua ini harus dengan penuh kedamaian.
Lebih lanjut disampaikan Nyoman, sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat pastinya menginginkan Papua Barat yang merupakan bagian dari Indonesia yang dicintai ini akan terus tegak berdiri dan berdaulat.
Menurutnya, nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila terbukti menjadi pemersatu bangsa Indonesia hingga saat ini, hal tersebut harus terus digali, tanamkan, pupuk dan pelihara untuk selanjutnya diwariskan kepada generasi berikutnya.
“Kita harus percaya diri agar mandiri dalam menjaga, mengelola dan melestarikan kekayaan alam yang luar biasa ini, melalui kerja keras bersama yang diiringi inovasi dan kreativitas, sebagai wujud rasa cinta kepada tanah air dan bangsa. Sebagai syaratnya, persatuan dan kesatuan bangsa harus dijaga,” katanya.
“Saya meyakini, bahwa nilai-nilai luhur ini tidak akan lekang termakan oleh waktu. Pancasila akan selalu relevan sepanjang masa untuk menghadapi setiap perubahan situasi apapun, guna mengawal tetap kokohnya Negara Kesatuan Republik Indonesia termasuk di Papua Barat,” lanjutnya.
Tak lupa, Nyoman juga menyinggung masalah Covid-19 di Papua Barat dengan mengapresisasi seluruh tokoh-tokoh di Papua Barat karena bekerjasama untuk memerangi wabah sehingga kasus Covid-19 di Papua Barat menuru.
“Jika kita bersatu dalam satu visi dan tujuan, maka semua tantangan itu dapat kita atasi. Karena itu, sinergi di antara kita, antar lembaga Pemerintah dan seluruh komponen masyarakat menjadi kunci kekuatan kita dalam menghadapi tantangan tersebut,” pungkasnya.
Pada kesempatan yang sama, Franky Umpain, Ketua Harian LMA mengatakan, harapannya para generasi muda dan para Kepala suku dapat duduk bersama dalam merancang Papua Barat yang lebih baik kedepan.
“Terima kasih, ini mimpi kami bahwa temu adat ini harus berjalan, karena Man Waren Saireri bersama Kepala suku besar Arfak sudah memulai merajut sebuah kenyamanan untuk menjaga kebangsaan kita dan semoga jangan berhenti sampai di sini,” ungkapnya.
Diakhir acara Nyoman turut menyerahkan sejumlah bantuan kepada LMA Papua Barat yang diterima secara simbolis langsung oleh Franky Umpain. [gil]
Sumber: Merdeka