PesisirNasional.com – Penyidik Reskrim Polres Metro Tangerang masih mendalami kasus dugaan bunuh diri seorang remaja di Banjar Wijaya, Cipondoh, Kota Tangerang. Remaja pria berusia 17 tahun itu mengakhiri hidupnya dengan menembakkan diri dengan senjata api jenis Glock 43.
Kasubag Humas Polres Metro Tangerang Kota Kompol Abdul Rachim mengatakan, hingga kini baru satu orang saksi yang diperiksa terkait kasus tersebut. Pemeriksaan dilakukan pada Jumat (10/9) kemarin.
“Jadi kemarin penyidik telah memeriksa ibu korban. Untuk ayah dan kakaknya belum, baru satu orang saja (diperiksa),” kata Abdul kepada merdeka.com, Sabtu (11/9).
Dari pemeriksaan itu, ia enggan membeberkannya. Sebab hingga kini masih pendalaman. “Yang jelas hasil pemeriksaan bunuh diri, dipastikan bunuh diri karena tidak ada orang lain di sana,” ujar dia.
Sebelumnya, seorang remaja di Banjar Wijaya, Cipondoh, Kota Tangerang, diduga nekat bunuh diri dengan cara menembakkan senjata api, Jumat (10/9). Korban berinisial BCO (17), ditemukan tewas tergeletak di kamar sekitar pukul 04.30 WIB.
“Benar pada hari dan tanggal tersebut, didapati laporan bahwa adanya kejadian bunuh diri dengan menggunakan senjata api jenis Glock 43,” kata Kasat Reskrim Polres Metro Tangerang, Kompol Bonar Ricardo Pakpahan dikonfirmasi, Jumat (10/9).
Peristiwa tersebut diketahui saat saksi yang juga keluarga korban terbangun lantaran mendengar suara seperti benda jatuh.
“Setelah dicek oleh saksi, melihat korban sudah tergeletak di lantai bersimbah darah dan terlihat pada kepala korban terdapat luka tembakan,” terangnya.
Dari lokasi kejadian, saksi juga mendapati sepucuk senjata api. “Atas kejadian itu, saksi memberitahukan kejadian tersebut ke ketua RT setempat, dan melaporkan kejadian ke Polsek Cipondoh,” terang dia.
Bonar menerangkan, berdasarkan hasil olah TKP tim identifikasi Sat Reskrim ditemukan satu pucuk senjata api jenis Glock-43 warna hitam.
“Dari tempat kejadian kami juga mendapati satu selongsong dan proyektil peluru. Sementara korban dibawa ke RSUD Tangerang untuk kepentingan autopsi,” jelas Bonar. [gil]
Sumber: Merdeka