SIAK (pesisirnasional.com)- Kemitraan Partnership melalui program Desa Peduli Gambut Deputi III Badan Restorasi Gambut (BRG) RI melaksanakan pelatihan Budidaya Magot. Pelatihan ini dimaksud agar pelaku ternak ikan lele dan lain sebagainya bisa memahami serta memanfaatkan pakan utama yang bersifat organik dan ramah lingkungan. Kegiatan tersebut dilaksanakan di Desa Tamusai, Bunga Raya Kabupaten Siak dari tanggal 29 Februari sampai dengan 1 Maret 2020.
Tidak kalah menariknya juga, pelatihan itu merupakan pelatihan gabungan dari 3 Kabupaten yang diwakili sebanyak 3 Desa peduli gambut yaitu Desa Temusai, Kabupaten Siak sebagai tuan rumah dengan didampingi Fasilitator DPG, Syamsul Hadi, selanjutnya dari Desa Muara Dua Kabupaten Bengkalis dengan didampingi Fasilitator DPG, T. Harismandri dan dari Desa Rimbo Panjang Kabupaten Kampar didampingi fasilitator DPG, Pika Arnisa.
Tenaga ahli ekonomi nasional dari kemitraan, Wisnu Caroko dalam kesempatan itu menyampaikan bahwa dalam pelatihan ini peserta diberi penjelasan mulai dari teori pengenalan siklus perubahan telur lalat hingga menjadi magot bsf atau belatung. Selain itu juga, setiap desa terkait diberi bantuan oleh kemitraan berupa bahan-bahan untuk pembuatan kandang serta bahan utama seperti telur lalat khusus lengkap dengan medianya. Sehingga melalui bantuan ini diharapkan para pembudidaya ternak lele/ikan tidak perlu lagi membeli pakan serta kebutuhan lainnya yang kita tau harganya sangat mahal.
Dijelaskannya, magot merupakan belatung dari Black Soldier Fly (BSF), Hermetia illucens yang termasuk keluarga lalat, saat ini banyak dibudidayakan karena permintaan pasar yang cukup tinggi. Selain itu juga, dapat menjadi ladang usaha produktif untuk pakan ternak, dan budidaya magot ini juga bertujuan sebagai metode pengurai sampah organik yang efektif, pungkasnya.
Direktur Bumdes Tuah Temusai, Supianto sangat bersyukur sekali dengan adanya program tersebut. Ia menilai ini merupakan lanjutan bantuan untuk unit usaha Bumdes Tuah Temusai yang mendapatkan bantuan usaha pembibitan ikan lele dari kemitraan melalui program Revitalisasi Ekonomi Desa peduli gambut.
“Sehingga dengan adanya pelatihan dan bantuan budidaya magot seperti ini, khususnya untuk pakan kita tidak perlu lagi membeli dengan uang sendiri maupun anggaran Bumdes yang memang sangat minim, bahkan bisa untuk dipasarkan juga kedepan. Dengan demikian, melalui bantuan seperti ini tentunya kita sangat berterima kasih kepada pihak kemitraan mudah-mudahan bisa terus berjalan sebagaimana yang kita harapkan bersama”, ungkap Supianto berharap.
Terlihat dilapangan para perwakilan peserta dari masing-masing desa sangat antusias mengikuti pelatihan tersebut. Buktinya terlihat hadir dalam kegiatan itu, Sekdes Muara Dua, Abdul Rosyid beserta masyarakat, Direktur Bumdes dari Temusai beserta masyarakat dan beberapa kelompok pembudidaya ikan lainnya, tenaga ahli ekonomi nasional dari kemitraan, Wisnu Caroko didampingi oleh Fasdes masing-masing desa serta PMU Riau kemitraan lainnya.(rds)