PesisirNasional.com – Menteri Pendidikan Kebudayaan dan Riset Teknologi Nadiem Makarim berencana merenovasi ruang kerja dengan total biaya Rp5 miliar lebih. Anggota Komisi X DPR RI Andreas Hugo Pareira menyebut, pihaknya belum mendengar hal itu. Dalam laporan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) juga tidak disebutkan soal renovasi ruang kerja.
“Saya belum dengar. Laporan pemeriksaan BPK tidak ada hal itu,” katanya lewat pesan singkat, Kamis (9/9).
Meksi begitu, Andreas tidak mempermasalahkan perihal renovasi ruangan Nadiem. Selama tidak membeli alat-alat yang tidak ada urgensinya.
“Teman-teman cek isi ruang kerjanya apa? Apakah kursi lapis emas kah? Atau, meja dari berlian kah? Kalau itu pasti tidak urgent,” kata politisi PDIP ini.
Andreas mendukung renovasi atau pengadaan di Kemendikbud Ristek demi menunjang kepentingan pendidikan. Terlebih, selama pandemi dibutuhkan perangkat kerja yang berbasis teknologi informasi (IT).
“Kalau isinya perangkat kerja yang mendukung agar menteri bisa memonitor kinerja dan sistem pendidikan kita seluruh Indonesia untuk mendukung kerja program merdeka belajar/kampus merdeka, juga karena selama masa pandemi memang akhirnya kita bergantung pada perangkat kerja mungkin saja dibutuhkan perangkat IT yang canggih dan harganya mahal,” tuturnya.
Kementerian Pendidikan Kebudayaan dan Riset Teknologi berencana merenovasi ruang kerja Mendikbud Ristek Nadiem Makarim. Total biaya renovasi yang dikeluarkan sebesar Rp 5 miliar lebih.
Hal itu terungkap dari lpse.kemdikbud.go.id. Dari situs itu disebutkan penataan ruang kerja dan ruang rapat gedung A. Nilai pagu paket sebesar Rp 6.500.000.000 dan Nilai Harga Perkiraan Sendiri (HPS) mencapai Rp 5.391.858.505. Satuan kerja dalam hal ini adalah biro umum dan pengadaan barang dan jasa.
merdeka.com juga mendapat file PDF mengenai rencana renovasi ruang menteri. Di PDF 6 halaman tersebut, tertulis bagian ruangan yang akan di renovasi. Di antaranya ruang private atau ruang Nadiem, semi private, ruang public dan service.
Irjen Kemendikbud Catharina Girsang mengaku belum mengetahui terkait renovasi ruangan Nadiem tersebut. Menurutnya, banyak ruangan di gedung Kemendikbud.
“Maaf saya tidak tahu jika ada ruangan yang direnov karena ruangannya juga banyak,” ucapnya lewat pesan, Kamis (9/9).
Sementara, Plt Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi Kemendikbud Nizam juga tidak mengetahui perihal renovasi itu. Dia bilang, hal tersebut merupakan ranah biro umum.
“Wah saya malah gak tau. Itu di biro umum,” singkatnya.
Sedangkan, Kepala Biro Umum dan Pengadaan Barang dan Jasa Kemendikbud Triyantoro belum merespons soal renovasi itu. Dia hanya membaca pesan ketika ditanyakan mengenai hal tersebut.
Sekjen Kemendikbud Suharti juga belum merespon saat ditanya mengenai urgensi rencana renovasi ruang menteri di saat pandemi. Ia hanya membaca pesan yang dikirim tim merdeka.com melalui WhatsApp.
Sementara itu, Staf Khusus Nadiem, Hamid Muhammad menolak menjawab soal renovasi ruang Menteri Nadiem yang memakan biaya sampai Rp5 miliar tersebut. Dia mengganggap, hal tersebut tidak substansif.
“Kalau mau tanya, tanyakan hal-hal yang sifatnya substantif. Kebijakan, program dan sasaran kinerja yang dicapai dan yang tidak. Itupun harus tanya ke eselon I atau eselon II yang memegang program tersebut,” katanya. [fik]
Sumber: Merdeka