Fri. Dec 6th, 2024

Setelah kembangkan sistem baru guna memangkas angka tingkat pemakaian dermaga melalui modifikasi jalur dari tangki timbun BBM jenis Solar di Kilang menuju kapal pada Februari lalu, PT Pertamina (Persero) Refinery Unit (RU) II Dumai kembali tingkatkan efisiensi melalui penggunaan Kapal Large Range (LR) untuk keperluan supply produk.

Launching penggunaan perdana Kapal LR ini dilaksanakan di dermaga (Jetty) 1 RU II Dumai, Jumat (3/5/2015).
Kegiatan dipimpin langsung Pjs. General Manager Pertamina RU II Dumai Joko Pranoto dan menghadirkan Kapten Kapal MT SC Warrior Muhammad Sajad beserta para awak kapal.

Ditemui di sela kegiatan Joko menyatakan inovasi ini masih sejalan dengan program peningkatan loading rate atau kecepatan pompa dalam memompa BBM dari tangki yang berada di darat menuju kapal yang diluncurkan Februari lalu.
Jika sebelumnya yang dikembangkan adalah sistem penyaluran dari kilang menuju kapal, kini inovasi dilakukan dengan mengganti jenis kapal.

Sebelumnya digunakan kapal tipe Medium Range (MR) dengan kapasitas muatan 25.000 hingga 35.000 dwt menjadi kapal LR dengan kapasitas muatan 80.000 hingga 125.000 dwt.

“Syukur Alhamdulillah hari ini Pertamina RU II kembali luncurkan inovasi yang relatif sederhana namun memiliki dampak yang cukup signifikan. Tidak hanya dapat lebih banyak mengangkut volume produk, penggunaan kapal LR tentunya juga berimbas kepada penurunan occupancy jetty hingga 15 %” ungkap Joko.

Lebih lanjut mengenai occupancy jetty Joko menjelaskan, pada sistem yang berlaku sebelumnya, untuk mengangkut produksi Solar RU II dengan volume rata-rata 3 juta barel per bulan, pihaknya harus mendatangkan setidaknya 14 sampai dengan 16 kapal jenis MR per bulannya. Sedangkan dengan sistem baru hanya menggunakan 2 kapal jenis LR dan 9 kapal MR per bulan.

“Kami perkirakan potensi penghematan biaya dari sistem baru ini adalah sekitar USD 600.000 atau sekitar Rp 8 M per tahunnya. Belum lagi adanya dampak tidak lansung seperti tersedianya waktu untuk perbaikan sarfas di area jetty dan berbagai dampak lainnya” tutur Joko.

Tidak hanya berhenti di situ, sama halnya dengan peningkatan loading rate yang berpengaruh terhadap kemampuan produksi kilang, dengan adanya tambahan ruang kosong di tangki penyimpanan atau yang lazim disebut ullage, kini RU II dapat menggenjot produksi solar hingga 10 % dari rata-rata produksi normal. Hal ini tentunya berpengaruh signifikan bagi ketersediaan BBM bagi masyarakat Indonesia.

“Sebagai kilang yang memasok hingga 20 % kebutuhan energi nasional, inovasi se kecil apapun dapat berdampak besar bagi bisnis Pertamina. Ke depannya inovasi akan terus kami upayakan guna meningkatkan efisiensi dari berbagai lini”, pungkas Joko. (rls)

130 thoughts on “Pertamina Dumai Hemat Biaya Operasional Hingga Rp 8 M”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *