Wed. Jan 22nd, 2025

MERANTI (pesisirnasional.com)- Memasuki musim kemarau saat ini pihak Polres dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kepulauan Meranti bersama TNI dan pihak terkait mulai bersiap mengantisipasi Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) dengan menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Antisipasi Karlahut di wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti.

Rakor kali ini dipimpin langsung oleh Kapolres Meranti, AKBP Taufik Lukman Nurhidayat SIK MH bersama Sekretaris Daerah (Sekda) Kepulauan Meranti, Bambang Suprianto SE MM bertempat di Aula Mapolres Kepulauan Meranti, Selasa (7/7/2020).

Turut hadir dalam Rakor tersebut, Kadiskes Meranti, dr. H. Misri Hasanto, Kasatpol PP Meranti, Helfandi SE MSi, Kepala BPBD Meranti, Drs H Idris Samsudin, Kadis Sosial dan Pemberdayaan Perempuan Meranti, Agusyanto SSos MSi, Kadis Perikanan Meranti, Heldi SE, Direktur RSUD Meranti dr. Ria, Kabag Humas dan Protokol Meranti, Rudi Hasan SAg MH, Kabid Perhubungan Meranti, Azwan, Danramil Lakatang, Perwakilan Posal Selatpanjang, Jajaran Polres Meranti, para Camat Se Kabupaten Kepulauan Meranti dan komponen lainnya.

Seperti diketahui, mulai Juli ini sudah memasuki musim kemarau dan sesuai pengalaman pada musim kemarau potensi terjadinya Karlahut sangat tinggi, untuk itu diperlukan sosialisasi ditengah masyarakat agar turut menjaga hutan dan lahan dengan tidak melakukan pembakaran karena dari hasil evaluasi lebih 90 persen penyebab kebakaran adalah akibat ulah manusia baik sengaja maupun tidak disengaja. Dan yang tak kalah penting kesiapan dari Satgas mulai dari personil serta peralatan pendukung jika terjadi Karlahut.

Demikian disampaikan Kapolres Meranti, AKBP Taufik Lukman Nurhidayat SIK MH. Dikatakannya, ada beberapa stressing yang harus menjadi perhatian dalam mengantisipasi Karlahut diwilayah Kepulauan Meranti, pertama pastikan sumber air seperti Embung dan Kanal Blocking berfungsi dengan baik. Karena untuk pengendalian terjadinya kebakaran ketersediaan air sangat penting, untuk itu saya harap Kecamatan dan Desa pastikan Embung serta Kanal Blocking memiliki air.

Meski Kecamatan dan Desa diharapkan dapat mempersiapkan upaya penanggulangan jika terjadi Karlahut namun Kapolres Taufik mengingatkan kepada semua pihak tetap fokus pada upaya pencegahan karena dinilai lebih efektif dan efisien, sebab jika terjadi kebakaran yang luas apa lagi dilahan Gambut akan sulit untuk melakukan pemadaman.

Oleh sebab itu Kapolres meminta kepada pihak Kecamatan, Desa, Polsek serta Aparat TNI dan semua pihak terkait untuk mengaktifkan kembali Posko Karlahut diwilayahnya masing-masing, begitu juga dengan masyarakat peduli Api. Selain itu mempersiapkan semua peralatan yang diperlukan untuk melakukan pemadaman jika terjadi kebakaran hutan dan lahan. Kemudian dalam penanggulangan Karlahut saat ini sedikit lebih berat karena dihadapkan dengan Pandemi Virus Corona, jadi tidak hanya penanganan Karhutla tetapi juga harus fokus pada upaya pencegahan penyebaran Covid-19, ujarnya.

Orang nomor satu di jajaran Polres Kepulauan Meranti itu juga menyarankan, dititik strategis rawan Karlahut dibentuk Kampung Tanggung Nusantara untuk mengencarkan sosialisasi pencegahan Karlahut sekaligus mendisiplinkan masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan dalam upaya mencegah penyebaran Covid-19.

Menurutnya disitulah perlu peran serta dari Aparatur Kecamatan dan Desa, Polisi/TNI untuk memberikan penyuluhan serta sosialisasi ditengah masyarakat secara bersama-sama mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan. Diharapkan dengan adanya Posko atau Kampung tangguh ini akan lebih meningkatkan pengawasan dan penanganan cepat jika terjadi Karlahut, pungkas Kapolres.

Dalam pembahasan tersebut, terlihat dari pengakuan pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Meranti dan Pemerintah Kecamatan dalam menangani Karlahut pihaknya masih dihadapkan pada kendala anggaran yang belum tersedia dengan baik, begitu juga embung atau sumber air di lokasi potensial terjadinya Karlahut. Seperti diketahui saat musim kemarau hampir diseluruh wilayah hutan se Kepulauan Meranti mengalami kekeringan dan satu-satunya sumber air adalah berasal dari air laut yang membutuhkan pompa serta selang yang cukup panjang, ditambah lagi kondisi ini semakin diperparah dengan tidak tersedianya jaringan listrik.

Menyikapi masalah anggaran tersebut, Sekda Kepulauan Meranti, Bambang Suprianto SE MM menyampaikan, pihaknya akan mengupayakan bagaimana anggaran penanggulangan Karlahut dapat segera dicairkan namun semua tergantung dari ketersediaan anggaran di kas daerah yang diperuntukkan khusus penanganan Karlahut. Sekda juga meminta kepada semua pihak mulai dari BPBD Meranti, pihak Kecamatan, Desa, Kepolisian dan TNI serta instansi terkait lainnya untuk dapat meningkatkan sinergitas secara bersama-sama guna mengantisipasi terjadinya Karlahut ditengah Pandemi Covid-19 saat ini.

Karena tanpa sinergitas dan kerjasama yang baik dari semua pihak upaya antisipasi dan penanggulangan Karlahut di wilayah Kepulauan Meranti akan sulit dilakukan, ungkap Sekda Meranti.(Andi)