PesisirNasional.com – Survei Indikator Politik Indonesia menunjukkan sebanyak 38,1 persen masyarakat percaya terhadap Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam mengatasi Covid-19. Sementara itu, sebanyak 11,2 persen masyarakat tidak percaya terhadap Budi Gunadi menangani Covid-19.
“Jadi kalau kita lihat ini masih positif sekali,” kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, Minggu (26/9).
Burhanuddin mencatat, sebesar 38,3 persen masyarakat merasa biasa-biasa saja terhadap Budi Gunadi dalam mengatasi Covid-19. Namun, ini menandakan masyarakat masih mengapreasi kinerja pemerintah dalam mengendalikan Covid-19.
Masih dari survei yang sama, 12,4 persen masyarakat mengaku tidak tahu dan tidak menjawab apakah percaya atau tidak percaya terhadap Budi Gunadi dalam mengatasi Covid-19.
Jika dilihat lebih jauh, kata Burhanuddin, 74,7 persen masyarakat mengaku tahu berita angka kasus positif harian Covid-19 di Indonesia mengalami penurunan. Kemudian, 71,9 persen masyarakat tahu kasus kematian akibat Covid-19 harian menurun.
“Hampir 90 persen masyasrakat percaya bahwa Indonesia saat ini mengalami penurunan kasus kematian harian. Jadi ini menurut saya bagian apresiasi publik terhadap kinerja Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dalam penanganan Covid-19 dari dimensi kesehatan,” jelasnya.
Dia melanjutkan, 64 persen masyarakat dari Sabang sampai Merauke tidak setuju PPKM diperpanjang. Meskipun, masyarakat mengaku tahu PPKM bisa menekan penularan dan kematian Covid-19.
“Hanya 26 persen yang setuju. Kita tanya alasan kenapa setuju diperpanjang, yang setuju alasannya kesehatan, memutus mata rantai penularan, mengurangi kematian. Sementara yang tidak setuju sebagian besar alasannya ekonomi, mata pencaharian berkurang. Ini dua sisi PPKM menunjukkan masyarakat relatif terbelah,” terangnya.
Indikator Politik Indonesia melakukan survei evaluasi publik terhadap penanganan pandemi, pemulihan ekonomi dan demokrasi sejak tanggal 17 sampai 21 September 2021. Sampel survei sebanyak 1.200 responden dipilih secara acak dari kumpulan sampel acak survei tatap muka langsung yang dilakukan pada Maret 2018 hingga Juni 2021.
Dari 1.200 responden, margin of error sekitar kurang lebih 2.9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Sampel berasal dari seluruh provinsi. Survei menggunakan telepon. [gil]
Sumber: Merdeka