Wed. Nov 6th, 2024

Masak Sulit Perjuangan Kota Madia 

Sekitar tahun 1997 Gerakan menjadikan kota Dumai untuk daerah kabupaten/kota Dumai kembali bangkit, kesadaran ini muncul dari keinginan bersama tokoh-tokoh agar Dumai menjadi wilayah otonom “Kabupaten/kota ” bergerak melanjutkan perjuangan yang terhenti ditahun 1983, lebih kurang empat belas tahun lamanya.

Terkuburnya lebih kurang empat belas tahun ( 14 ) tahun perjuangan yang sudah dirintis tokoh-tokoh terdahulu ini berharap tidak akan menjadi sia-sia, semangat muncul dengan itikat yang telah ditanam oleh pendahulu untuk tetap melanjutkan perjuangan Agar Dumai mempunyai pemerintahan otonom (Dati II ) selalu bergelora tanpa mengenal takut walaupun disaat itu posisi Republik Indonesia dalam situasi memanas, pasalnya gerakan pelengseran Orde baru sudah mulai muncul dipermukaan secara terbuka,  perlawanan tokoh-tokoh Reformasi dipusat agar pergantian kepemimpinan nasional dapat terialisasi.

Berawal. dari itulah sejumlah anak muda-anak muda dan tokoh senior berkumpul untuk membahas kelanjutan agar ketika Pergantian kepemimpinan Nasional terganti maka ada angin segar berhembus kedaerah dapat dirasakan, dalam arti adanya perubahan dari sistim pemerintahan sampai ke Daerah.

Pertemuan demi pertemuan dilakukan, dari satu warung kedai kopi kewarung kedai kopi ( waktu itu belum ada sekretariat ) untuk membahas tentang format apa yang paling tepat untuk sebagai wadah perjuangan untuk Dumai Bisa menjadi Kabupaten Kota

Pertemuan akhirnya membuahkan hasil yang tidak diragukan dan sekarang menjadi sejarah perubahan wajah kota dari administratif menjadi kota Dumai maka terbentuklah satu Nama wadah organisasi yang dinamakan Komite Reformasi Masyarakat Dumai tujuan nya Untuk Dumai Menjadi Daerah Tingkat II .

Duduk dalam pertemuan itu disalah satu warung kopi dengan Nama Kopi Athau teparnya saat itu dijalan Sultan syarif kasim , adapun tokoh saat itu hadir sekitar pukul 4.oo wib sore hari Ahmad Maritulius ( Lius) , Zulkifli Ahad,  Alm Taufiqurrahman,  alm Ir.  M Hasbi,  alm Waldemar Manurung SH.

###episode 1

By redaksi