Sun. Feb 9th, 2025

PesisirNasional.com – Penumpang Light Rail Transit (LRT) Sumsel merosot drastis selama pandemi Covid-19. Target kenaikan okupansi dipatok dengan penerapan protokol kesehatan secara ketat.

Kepala Balai Pengelola KA Ringan Sumsel Amanna Gappa mengungkapkan, pandemi Covid-19 sangat terasa dalam operasional LRT Sumsel. Utamanya penurunan jumlah penumpang. Pada tahun pertama beroperasi atau 2018, warga yang menikmati transportasi massa itu mencapai 154.572 per bulan. Kemudian naik drastis satu tahun berikutnya menjadi 218.263 penumpang per bulan.

“Dua tahun beroperasi tingkat okupansi sangat tinggi, warga sudah terbiasa bepergian menggunakan LRT,” ungkap Amanna, Minggu (12/9).

Penumpung tiba-tiba jauh berkurang dimulai pandemi pada Maret 2020. Ketika itu, rata-rata jumlah penumpang per bulan hanya sebanyak 87.803 orang. Secara total terjadi penurunan drastis selama satu tahun dibanding 2019.

“Sepanjang 2019 ada 2.619.519 penumpang, jauh sekali perbandingannya sepanjang 2020 di angka 1.053.637 orang saja, atau turun separuh lebih,” ujarnya.

Sejak 2021, kondisi mulai membaik meski tidak sebanyak pada dua tahun sebelumnya. Hingga Agustus 2021, jumlah penumpang LRT Sumsel sebanyak 924.306 orang atau 90 persen total penumpang 2020.

“Mulai ada peningkatan walaupun belum stabil, itu tak lepas dari adanya kelonggaran aktivitas dari pemerintah,” kata dia.

Dari situasi ini, target peningkatan penumpang hingga akhir tahun dapat tercapai. Apalagi indeks kepuasan penumpang LRT Sumsel selama tahun ini menyentuh nilai rata-rata 88 persen atau kategori baik.

“Target penumpang ditarget naik, tapi pelayanan akan ditingkatkan seperti mempersingkat waktu tunggu. Penerapan prokes yang ketat tetap diutamakan,” ucapnya. [noe]

Sumber: Merdeka